Proses SKK Kontruksi 1 HARI TERBIT setelah ujian, SBU Jasa Konstruksi 7 HARI TERBIT, ISO 37001 Anti Penyapan 14 HARI TERBIT, IUJP 1 BULAN TERBIT, Bikin PT cuma 4 HARI langsung bisa transaksi..... silakan proses disini TELP. 021-3885-9029

Songsong Target 1 Juta Barel, APMI Gelar Forum Diskusi secara Virtual

Diterbitkan pada Hari Senin, 16 November 2020

Songsong Target 1 Juta Barel, APMI Gelar Forum Diskusi secara Virtual

Jakarta, Ruangenergi.com –  Upaya menyongsong target gawe besar 1 Juta Barel per hari, maka Asosiasi Pemboran Minyak dan Gas Bumi (APMI)  bersama semua stakeholder mengadakan meeting virtual Forum APMI.

Sambutan pembuka Forum APMI tersebut dilakukan oleh Wargono Soenarko selaku Ketua Umum APMI, (13/11).

Selain itu, hadir pula para pelaku pemboran dan jasa terkait serta pelaku industri migas lainnya.

Wakil Humas Antar Lembaga APMI, Tito Loho, menyimpulkan pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dikatakan, olehnya, adapun narasumber yang menghadiri kegiatan tersebut yakni Sekretaris Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto. Yang mana ia juga merupakan mantan Dirjen Migas, Kementerian ESDM.

Ia mengatakan, dalam paparannya, Sekjen DEN, berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai bauran energi di mana minyak bumi sampai 2050 tetap akan memiliki peranan dalam sumber energi nasional.

Kemudian, ia melanjutkan, lalu dari Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin, dalam paparannya mengatakan bahwa kegiatan pemboran akan tetap masif. Apalagi mensasar kepada target di 2030 sebesar 1 juta barrel produksi minyak, maka harus dilakukan pemboran eksplorasi maupun eksploitasi serta work over sumur-sumur yang ada.

Bahkan dalam waktu dekat akan ada release program kerja pada 2 lapangan yang menemukan cadangan cukup besar.

Selanjutnya, kata Tito, John Simamora selaku Ketua Umum IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) dan Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE), yang mengatakan bahwa pemboran tetap masif. Namun, dengan catatan harus diupayakan terus menekan cost yang ada, sehingga perlu inovasi di hal ini.

Kemudian, Vice President Drilling dan Well Intervention PHE, Anto Sunaryanto, yang mengungkapkan bahwa memang Pertamina mengalami dinamika di masa Covi-29 ini, termasuk harus menghitung cepat mengenai kelayakan ekonomi dari sumur-sumur minyak tersebut.
 

Maka tidak ada pilihan lain kecuali evaluasi yang seringkali harus mendorong negosiasi ulang dengan kontraktor terkait cost. Bahkan terpaksa mem-freeze beberapa kontrak yang ada. Hal tersebut seiring semakin stabil kondisi, tentu akan berangsur mereaktivasi kontrak tersebut.

Lalu dari Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), mereka memberikan gambaran, bahwa dengan jumlah populasi perusahaan pemboran serta rig yang ada, maka harus bisa mengejar kebutuhan yang akan meninggi bilamana program pemboran masif dijalankan.

Ini perlu perhatian khusus, karena kalau investasi melemah sehingga rig yang bisa bertambah atau bahkan rig yang ada tidak dalam kondisi layak kerja, maka akan tersendat sasaran 1 juta barrel itu.

Selanjutnya, Direktur Utama PT Elnusa Tbk, Ali Mundakir dan Dirut Ginting Jaya Energi Tbk, Jimmy Hidayat, yang mengatakan, bahwa kendala yang ada adalah harga jasa yang tertekan, sementara biaya malah meninggi khususnya UMP.

Serta masih dominannya impor peralatan membuat investasi belum bisa efisien biayanya. Kemudian ada juga biaya sosial di lapangan menghadapi masyarakat yang seringkali dilepas tanggung jawabnya oleh perusahaan migas ke kontraktor pemboran.

Demikianlah kegiatan FORUM APMI dengan MC Sarah Maryatie, yang tentu akan terus berlanjut mengingat bahwa APMI juga menaungi Geothermal yang di luar migas. Serta di sub bidangnya sendiri memiliki 21 sub bidang yang akan menarik untuk dibahas.

Reposted by : Salma, 16/11/20